Kalimantan Selatan adalah salah satu proovinsi di Indonesia yang terletak di pulau Kalimantan. Dengan kota Banjarmasin sebagai ibukota provinsinya. Provinsi Kalimantan
Selatan memiliki luas 37.530,52 km² dan berpenduduk ± 3,7 juta jiwa. Provinsi
ini mempunyai 11 kabupaten dan 2 kota. DPRD Kalimantan
Selatan dengan surat keputusan No. 2 Tahun 1989 tanggal 31 Mei 1989 menetapkan
14 Agustus 1950 sebagai Hari Jadi Provinsi Kalimantan Selatan. Penduduk
Kalimantan Selatan berjumlah 3.626.616 jiwa (2010). Secara geografis, Kalimantan Selatan berada di bagian
tenggara pulau Kalimantan, memiliki kawasan dataran rendah di bagian barat dan
pantai timur, serta dataran tinggi yang dibentuk oleh Pegunungan Meratus di
tengah.
Setelah
sedikit penjabaran mengenai Kalimantan Selatan. Saya akan membahas lebih
spesifik sebgaian kecil tentang provinsi asal kediaman saya ini, yaitu mengenai
budaya, makanan, dan ciri khasnya.
1.
Seni Budaya
Budaya dan tradisi orang Banjar adalah hasil asimilasi selama berabad-abad.
Budaya tersebut dipengaruhi oleh kepercayaan Islam yang dibawa oleh pedagang
Arab dan Persia.
Budaya Banjar dapat dilihat dari kehidupan sehari-hari masyarakat Banjar
khususnya dalam bentuk kesenian, tarian, musik, pakaian, permainan dan upacara
tradisional.
Adat istiadat Banjar yang melekat dengan kehidupan sosial warga masyarakat
yang bercirikan Islam terus terjaga dan dipertahankan, nampak dari aktivitas
kehidupan mereka sehari-hari. Hal ini dapat juga disaksikan melalui berbagai
pentas kesenian Banjar yang sering ditampilkan dalam acara-acara resmi, seperti
tari-tarian dan lagu Banjar. Demikian pula upacara adat khas Banjar yang
biasanya dilaksanakan dalam rangka perkawinan, kelahiran, ataupun peringatan
terhadap peristiwa penting lainnya. Dari banyaknya ragam kesenian tersebut yang
terkenal adalah :
·
Madihin
·
Mamanda
·
Japen
·
Balamut
·
Hadrah
·
Musik panting
·
Upacara Maarak Penganten
·
Bamandi-mandi
·
Maayun Anak
Kesemuanya itu adalah kekayaan budaya yang sangat menarik
Tarian tradisional yang biasa ditampilkan pada upacara Tradisional seperti:
tari “Baksa Kambang”, “Baksa Lilin”, “Kula Gepang”, “Maiwak”, dan lain-lain.
Ada sekitar 76 Jenis tarian. Tari tradisional biasanya diiringi oleh alat musik
tradisional seperti: babun, gambang, aron, salantang, kedernong, gong, suling,
rehab dan dan lain-lain.
MADIHIN
Seni Madihin adalah suguhan pentas
monolog oleh satu atau dua orang seniman tradisional yang merangkai syair
dan pantun diiringi dengan musik gendang khas Banjar. Sajian materi seni
ini biasanya melemparkan sindiran – sindiran dan pesan sosial dan moral dengan
kosa kata yang menggelitik dan lucu.
MAMANDA
Seni Mamanda merupakan seni pentas teater tradisional Banjar. Menceritakan
kisah-kisah kehidupan masyarakat perjuangan kemerdekaan serta kritik sosial dan
politik yang berkembang.
MUSIK PANTING
Seni Musik Panting
adalah paduan antara berbagai alat musik seperti Babun, Panting, Biola, Gong,
yang menghasilkan irama khas, biasanya mengiringi lagu-lagu Budaya dan tradisi
orang Banjar adalah hasil asimilasi selama berabad-abad. Budaya tersebut
dipengaruhi oleh kepercayaan Islam yang dibawa oleh pedagang Arab dan Persia.
2. Makanan
Ketupat Kandangan Khas Kalimantan Selatan
Setiap daerah di Indonesia memiliki makanan khas masing – masing. Makanan
khas tersebut merupakan salah satu hal yang paling banyak dicari oleh para
wisatawan saat mengunjungi daerah, termasuk Kalimantan Selatan. Kota Kandangan
adalah ibukota kabupaten Hulu Sungai Selatan. Kota ini merupakan kota transit
untuk kendaraan dari Banjarmasin yang menuju ke kota lain atau sebaliknya. Kota
Kandangan ini memiliki terminal yang sibuk dan terkenal dengan bangunan pasar
tua yang dibangun sejak jaman penjajahan dan memiliki arsitektur bangunan yang
sangat mengesankan.
Jika berkunjung ke kota ini, kota ini memiliki makanan khas yang terkenal
karena kelezatannya yaitu Ketupat yang disajikan dengan Gulai Ikan gabus. Anda
tidak perlu khawatir karena jika sudah melangkahkan kaki di kota ini, terdapat
banyak sekali warung- warung makan di sepanjang Jalan A. Yani yang hampir
semuanya menyajikan makanan lezat khas Kandangan ini. Sentral ketupat kandangan
terdapat di Parincahan. Parincahan sudah lama terkenal sebagi
sentral ketupat kandagngan sejak tahun 80an hingga saat ini. Di sepanjang jalan
A Yani mulai dari Simpang Lima hingga arah menuju ke luar kota ke Kota Barabai
akan ditemui banyak sekali warung ketupat kandangan.Ketupat Kandangan disajikan
dengan gulai dan ikan gabus yang dipanggang dengan batok kelapa dan arang kayu.
Gulai ikan tersebut juha disajikan dengan penyajian khas kota Kandangan yaitu
ikan tidak dicampur langsung dengan kuah gulai santan, namun disajikan secara
terpisah. Ikan dipanggang dengan tusukan sate kemudian ikan tersebut dalam kuah
gulai lalu dihidangkan dengan potongan – potongan ketupat.
Ikan gabus merupakan jenis ikan yang banyak terdapat di rawa – rawa dan
genangan – genangan air masam di Kalimantan Selatan. Bisa dikatakan bahwa ikan
gabus merupakan makanan rakyat Banjar yang biasanya disantap bersama ketupat.
Bahkan, bagi para masyarakat setempat berapa pun harga ikan gabus di
pasaran, mereka akan tetap membelinya demi melengkapi makanan khas daerah
tersebut. Warung Ketupat Kandangan yang paling populer di kota ini adalah
Warung Ketupat Kaganangan dan berada di kawasan Parincahan. Banyak para
pelancong yang berkunjung ke kota ini tidak pernah melewatkan untuk menikmati
hidangan ketupat kandangan.
Soto Banjar
Soto ini sendiri
sebetulnya tak berbeda dengan soto dari daerah lain. Perbedaannya hanya mungkin
pada kuahnya yang lebih bening jika dibandingkan soto lainnya. Selebihnya sama,
ada lontong nasi, ada suiran ayam, irisan telur, korket (gaplak), dan taburan
bawang goreng.
Patin Baubar
Patin Baubar, patin
segar yang dimasak dengan tungku yang berasal dari bara api tempurung kelapa.
Tentunya hal ini akan menjadikan aroma tersendiri dan menambah cita rasa. Patin
Baubar sangat cocok jika disajikan dengan nasi putih hangat dan Terong Baparung
(terong yang dibakar di atas bara api dan dikasih santan).
Manday
Manday terbuat dari
kulit tiwadak (cempedak) yang sangat lama diawetkannya. Cara pengawetannya
dengan cara sederhana yaitu dengan garam (biasanya pakai uyah bacurai/garam
tanpa yodium) dan didiamkan dalam suatu tempat tertutup yang rapat. Pengawetannya
sendiri lamanya tergantung selera, semakin lama semakin asam rasanya semakin
enak rasanya, bahkan ada yang sampai bertahun-tahun. Manday sendiri bisa
dimasak dengan digoreng ataupun dioseng-oseng dibuat menjadi Manday Batanak
(ditambah santan dan ikan pepuyu kecil).
Iwak Basamu
Iwak Pakasam atau Iwak
Basamu hampir sama dengan Manday dalam cara pembuatannya, tapi pembuatannya
berbahan dasar Ikan Haruan (Ikan Gabus), Ikan Pepuyu, Ikan Mangki, dan Ikan
Sepat. Pembuatannya yaitu ikan yang telah dibersihkan dan diberi garam seperi
Manday, ikan diberi samu (beras yang disangrai dan ditumbuk halus namun masih
berbentuk). Ikan didiamkan beberapa waktu, beberapa bulan bahkan tahunan,
semakin lama semakin asin rasanya. Dimasak biasanya dengan bawang goreng.
Iwak Wadi
Iwak Wadi pembuatannya
sama persis dengan Manday yaitu pengawetan dengan menggunakan uyah bacurai
(garam tanpa yodium). Tahan untuk beberapa tahun. Iwak Wadi sendiri mempunyai
sejarah yang panjang. Jadi secara garis besar Iwak Wadi berasala dari
seorang Pak Haji yang bernama H. Wadi yang tiap tahun menunaikan ibadah haji ke
tanah suci Mekkah. Beliau sendiri berasal dari daerah Kalua (termasuk Kabupaten
Tabalong). Ketika menunaikan haji, beliau meninggal dunia dan dikuburkan di
tanah suci. Ketika kuburannya dibongkar kembali (sudah jadi kebiassan disana
untuk mencari identitas si mayyit), jasad beliau tidak hancur. Setelah dicari
tahu apa pekerjaan beliau selama hidup, ternyata beliau memunyai usaha
berjualan iwak wadi. Mulai saat itu iwak wadi disukai oleh orang.
Gangan Humbut
Yang terakhir ini
makanan yang sangat terkenal di Banjar. Siapa yang tidak tahu dengan Gangan
Humbut? Rasanya yang manis mampu menciptakan selera ketika ditemani sepiring
nasi putih hangat, iwak saluang goreng plus sambal terasi. Itupun sudah cukup
untuk membangkitkan selera orang tak bernafsu makan. Humbut sendiri berasal
dari bagian inti dari pohon nyiur (kelapa). Makanan ini sering disajikan
sebagai menu wajib jika ada orang hajatan perkawinan. Apabila perkawinan tanpa
ada Gangan Humbut ibarat kata sayur tanpa garam.
(http://iswan21.blogspot.com/2010/12/makanan-khas-kalimantan-selatan.html)
3. Ciri Khas
Kain Sasirangan, kerajinan khas daerah Kalimantan Selatan
Kain sasirangan yang merupakan kerajinan khas daerah Kalimantan Selatan (Kalsel) menurut para tetua masyarakat setempat, dulunya digunakan sebagai ikat kepala (laung), juga sebagai sabuk dipakai kaum lelaki serta sebagai selendang, kerudung, atau udat (kemben) oleh kaum wanita. Kain ini juga sebagai pakaian adat dipakai pada upacara-upacara adat, bahkan digunakan pada pengobatan orang sakit. Tapi saat ini, kain sasirangan peruntukannya tidak lagi untuk spiritual sudah menjadi pakaian untuk kegiatan sehari-hari, dan merupakan ciri khas sandang dari Kalsel. Di Kalsel, kain sasirangan merupakan salah satu kerajinan khas daerah yang perlu dilestarikan dan dikembangkan. Kata “Sasirangan” berasal dari kata sirang (bahasa setempat) yang berarti diikat atau dijahit dengan tangan dan ditarik benangnya atau dalam istilah bahasa jahit menjahit dismoke/dijelujur. Kalau di Jawa disebut jumputan. Kain sasirangan dibuat dengan memakai bahan kain mori, polyester yang dijahit dengan cara tertentu. Kemudian disapu dengan bermacam-macam warna yang diinginkan, sehingga menghasilkan suatu bahan busana yang bercorak aneka warna dengan garis-garis atau motif yang menawan.
Proses Pembuatan Kain SasiranganPertama menyirang kain, Kain dipotong secukupnya disesuaikan untuk keperluan pakaian wanita atau pria. Kemudian kain digambar dengan motif-motif kain adat, lantas disirang atau dijahit dengan tangan jarang-jarang/renggang mengikuti motif. Kain yang telah dijahit, ditarik benang jahitannya dengan tujuan untuk mengencangkan jahitannya, sehingga kain mengerut dengan rapat dan kain sudah siap untuk masuk proses selanjutnya.
Kedua penyiapan zat warna, Zat warna yang digunakan adalah zat warna untuk membatik. Semua zat warna yang untuk membatik dapat digunakan untuk pewarnaan kain sasirangan. Tapi zat warna yang sering digunakan saat ini adalah zat warna naphtol dengan garamnya. Bahan lainnya sebagai pembantu adalah soda api (NaOH), TRO/Sepritus, air panas yang mendidih. Mula-mula zat warna diambil secukupnya, kemudian diencerkan/dibuat pasta dengan menambahkan TRO/Spirtus, lantas diaduk sampai semua larut/melarut. Setelah zat melarut semua, kemudian ditambahkan beberapa tetes soda api dan terakhir ditambahkan dengan air panas dan air dingin sesuai dengan keperluan. Larutan harus bening/jernih. Untuk melarutkan zat warna naphtol sudah dianggap selesai dan sudah dapat dipergunakan untuk mewarnai kain sasirangan.
Untuk membuat warna yang dikehendaki, maka zat warna naphtol harus ditimbulkan/dipeksasi dengan garamnya. Untuk melarutkan garamnya, diambil sesuai dengan keperluan kemudian ditambahkan air panas sedikit demi sedikit sambil diaduk-aduk kuat-kuat sehingga zat melarut semua dan didapatkan larutan yang bening. Banyaknya larutan disesuaikan dengan keperluan. Kedua larutan yaitu naphtol dan garam sudah dapat dipergunakan untuk mewarnai kain sasirangan, yaitu dengan cara pertama-tama mengoleskan/menyapukan zat warna naphtol pada kain yang telah disirang yang kemudian disapukan lagi/dioleskan larutan garamnya sehingga akan timbul warna pada kain sasirangan yang sudah diolesi sesuai dengan warna yang diinginkan. Setelah seluruh kain diberi warna, kain dicuci bersih-bersih sampai air cucian tidak berwarna lagi.
Kain yang sudah bersih, kemudian dilepaskan jahitannya sehingga terlihat motif-motif bekas jahitan diantara warna-warna yang ada pada kain tersebut. Sampai disini proses pembuatan kain sasirangan telah selesai dan dijemur salanjutnya diseterika dan siap untuk dipasarkan.
(https://adisamari.wordpress.com/2014/06/19/budaya-ciri-khas-dan-makanan-dari-kota-banjarmasin-kalimantan-selatan/)
0 komentar :
Posting Komentar